Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2016

Stop KRIMINALISASI Sastra Indonesia-Save Saut Situmorang

Jangankan bagi lelaki gimbal itu, saya saja yang baru kemarin sore berkenalan dengan sastra, sangat kecewa mendengar kabar bahwa, ada seorang konsultan politik yang baru berkenalan dengan sastra (puisi) diposisikan sebagai salah satu sastrawan berpengaruh dalam kancah kesusastraan Indonesia. Namanya disejajarkan dengan nama-nama sastrawan yang pernah saya temui di bangku sekolah dasar seperti misalkan Chairil Anwar, WS Rendra dan lain sebagainya. Lalu bagaimana dengan laki-laki Gimbal itu, yang hampir separuh hidupnya didedikasikan untuk sastra. Bisa dipastikan saat sastra dikriminalisasi, jangankan cuma mengucapkan bajigur buat pak konsulltan dan konco-konconya, hidup pun harus diserahkan. Sastra adalah Saut Situmorang itu sendiri.(bagi Saut Sitomurang (barangkali) mensejajarkan seorang yang baru mengenal sastra dengan chairil anwar dan lain-lainya adalah tindakan Kriminal. #SaveSaut , Ada yang berargumen, konsultan itu diposisikan sebagai sebagai salah satu sastrawan berpar

LELUCON Thales di Pelabuhan Miletus

id.wikipedia.com Lombok, 22 februari 2016. Saat saya menulis catatan ini. Fikiran dan imajinasi saya sedang berjalan-jalan mengelilingi tahun 500 SM. Saya melihat kehidupan orang-orang seperti batu, otak yang seperti batu, wajah yang seperti batu, semuanya seperti batu. Keras dan kaku. Di pelabuhan Miletus (Turkey pada zaman dahulu), saya berkenalan dengan seorang tua yang cukup renta. Seperti yang ada dalam fikiran saya tadi, ia juga seperti batu. Jenggotnya membatu, tatapan matanya membatu. Keras dan kaku. Thales, begitu ia memperkenalkan diri. Sepertinya nama itu tidak asing di telinga saya, sebab di warung-warung kopi depan kampus saya, nama itu sering saya dengar dari bibir seorang kawan yang sangat rancau hidupnya, NIZAR. Nanti saya ceritakan tentang Nizar. Menurut Nizar, thales adalah orang yang benar-benar seperti batu. Hidup di zaman yunani kuno yang banyak batu-batu. Nah menyadari hal itu (menyadari hidup yang seperti batu), ia (Thales) mulai membuka diriny