![]() |
id.wikipedia.com |
Di pelabuhan Miletus (Turkey pada
zaman dahulu), saya berkenalan dengan seorang tua yang cukup renta. Seperti yang
ada dalam fikiran saya tadi, ia juga seperti batu. Jenggotnya membatu, tatapan
matanya membatu. Keras dan kaku.
Thales, begitu ia memperkenalkan
diri.
Sepertinya nama itu tidak asing
di telinga saya, sebab di warung-warung kopi depan kampus saya, nama itu sering
saya dengar dari bibir seorang kawan yang sangat rancau hidupnya, NIZAR. Nanti saya
ceritakan tentang Nizar.
Bersama muridnya Anaximander, ia
pada suatu malam beralan-jalan di pelabuhan Miletus. Katanya pada Anaximander. “Murid!
Kau tau dari mana asal muasal kehidupan itu?” “tidak guru, saya tidak tau!” Jawab
Axaimander polos. “Bod*h sekali kamu, kau tidak lihat di hadapan kita banyak
air, nah dari sanalah asal muasal kehidupan itu!
Anaximander melongo, saya juga
ikut melongo! Haduuh!!
Gara-gara rasionalisasi
sesederhana itu, kok berani sekali ya Thales mengatakan segala seuatu berasal
dari air. Kalau misalkan segala sesuatu berasal dari air. Seharusnya, apapun
yang ada di jagad raya ini, elemennya dapat disatukan dan tidak kontra terhadap
asal usulnya sendiri. Hahaha.. Lucu kan!! Bayangkan saja api! jika api berasal
dari air, seharusnya api tidak kontra dengan air!
Pendapat Thales memang tidak
sebasah pemikirannya, tapi apapun maksud dan tujuannya berfikir seperti itu, Thales
adalah dsatu-satunya orang yang dapat kita tuduh sebagai pencetus filsafat. Ia adalah
orang yang berani berfikir mengenai dunia tanpa terlebih dahulu berfikir
tentang dewa-dewa. Dari fikirannya semacam ini, nampaknya ia berusaha
memisahkan ilmu pengetahuan dan magis.
Saya belum sanggup seperti
Thales, saya segera menjauh dari pelabuhan Miletus dan kembali ke hadapan
laptop saya.
Sudah pukul sepuluh pagi, kopi
saya sudah dingin dan nyaris dkerumuni banyak lalat. Saya segera merembeskannya
di kerongkongan saya di zaman berbatu tadi! Pada saat kpoi itu merembes di
kerongkongan saya. Saya tiba-tiba berfikir: mungkin Thales berfikir seperti itu
hanya untuk mencairkan suasana kehidupan yang seperti batu. Keras dan kaku.
Sampai berjumpai di lain tulisan!
Comments
Post a Comment