Skip to main content

LELUCON Thales di Pelabuhan Miletus

http://harry-hariry.blogspot.sg
id.wikipedia.com
Lombok, 22 februari 2016. Saat saya menulis catatan ini. Fikiran dan imajinasi saya sedang berjalan-jalan mengelilingi tahun 500 SM. Saya melihat kehidupan orang-orang seperti batu, otak yang seperti batu, wajah yang seperti batu, semuanya seperti batu. Keras dan kaku.
Di pelabuhan Miletus (Turkey pada zaman dahulu), saya berkenalan dengan seorang tua yang cukup renta. Seperti yang ada dalam fikiran saya tadi, ia juga seperti batu. Jenggotnya membatu, tatapan matanya membatu. Keras dan kaku.
Thales, begitu ia memperkenalkan diri.
Sepertinya nama itu tidak asing di telinga saya, sebab di warung-warung kopi depan kampus saya, nama itu sering saya dengar dari bibir seorang kawan yang sangat rancau hidupnya, NIZAR. Nanti saya ceritakan tentang Nizar.
Menurut Nizar, thales adalah orang yang benar-benar seperti batu. Hidup di zaman yunani kuno yang banyak batu-batu. Nah menyadari hal itu (menyadari hidup yang seperti batu), ia (Thales) mulai membuka dirinya bagamana agar kehidupan semacam itu mencair dan dan tidak kaku.
Bersama muridnya Anaximander, ia pada suatu malam beralan-jalan di pelabuhan Miletus. Katanya pada Anaximander. “Murid! Kau tau dari mana asal muasal kehidupan itu?” “tidak guru, saya tidak tau!” Jawab Axaimander polos. “Bod*h sekali kamu, kau tidak lihat di hadapan kita banyak air, nah dari sanalah asal muasal kehidupan itu!
Anaximander melongo, saya juga ikut melongo! Haduuh!!
Gara-gara rasionalisasi sesederhana itu, kok berani sekali ya Thales mengatakan segala seuatu berasal dari air. Kalau misalkan segala sesuatu berasal dari air. Seharusnya, apapun yang ada di jagad raya ini, elemennya dapat disatukan dan tidak kontra terhadap asal usulnya sendiri. Hahaha.. Lucu kan!! Bayangkan saja api! jika api berasal dari air, seharusnya api tidak kontra dengan air!
Pendapat Thales memang tidak sebasah pemikirannya, tapi apapun maksud dan tujuannya berfikir seperti itu, Thales adalah dsatu-satunya orang yang dapat kita tuduh sebagai pencetus filsafat. Ia adalah orang yang berani berfikir mengenai dunia tanpa terlebih dahulu berfikir tentang dewa-dewa. Dari fikirannya semacam ini, nampaknya ia berusaha memisahkan ilmu pengetahuan dan magis.
Saya belum sanggup seperti Thales, saya segera menjauh dari pelabuhan Miletus dan kembali ke hadapan laptop saya.
Sudah pukul sepuluh pagi, kopi saya sudah dingin dan nyaris dkerumuni banyak lalat. Saya segera merembeskannya di kerongkongan saya di zaman berbatu tadi! Pada saat kpoi itu merembes di kerongkongan saya. Saya tiba-tiba berfikir: mungkin Thales berfikir seperti itu hanya untuk mencairkan suasana kehidupan yang seperti batu. Keras dan kaku.

Sampai berjumpai di lain tulisan!

Comments

Popular posts from this blog

Galaksi Andromeda : Galaksi yang memiliki Peluang menyebabkan Kiamat

Nama Lain Galaksi Andromedia adalah : Messier 31, M31 - Boleh dong kalau misalakan saya katakan Galaksi Andromeda itu adalah Tetangganya Galaksi Bima Sakti. Galaksinya kita. Iya kita! Jarak galaksi ini dari bumi [menurut yang saya baca di wikipedia dan beberapa sumber bacaan lainnya] adalah   780   kiloparsec atau sekitar 2,5 juta tahun cahaya. Dan itu jarak yang paling dekat dengan galaksi-galaksi lainnya. NASA : rumah robot orang Amerika itu pernah memprediksikan, bila saja akhir dari kehidupan ini adalah saling tabraknya senua galaksi, maka galaksi adromeda adalah galakasi paling berpeluang menabrak galaksi bima sakti. Mengapa bisa demikian? Seperti yang saya katakan diatas. Bahwa galaksi inilah yang paling dekat dengan galaksinya kita. Lebih jauh lagi. Katanya Galaksi Andromeda ini beberpa kali lebih besar dari galaksi Bima Sakti. Jika di galaksi Bima Sakti terdapat beberapa puluh juta bintang bercahaya seperti matahari, maka di galaksi Andromeda ini m...

Tentang Sebuah Pagi dan Segelas Kopi

Segelas kopi dan sebuah pagi yang hangat selalu saja punya cerita baik untuk tuturkan. Mulai dari aromanya yang khas, daya tarik rasa yang twarkan dan kenangan-kenangan lama ketika ngumpul sama kawan-kawan. Segelas kopi di pagi hari banyak mengingatkan kita tentang hal-hal yang tidak boleh kita remehkan kemegahan nuansanya. Bisa saja misalkan tentang kemesraan bersama pasangan, mantan kekasih dan orang tua yang juga sangat suka mecicipi segala jenis merk kopi yang baru dirilis sehari yang lalu. Misalkan pagi sedang kosong, kelas dan tugas sedang beristirahat pada tempatnya. Cobalah meracih segelas kopi di gelas cantikmu. Rasakan kemegahan itu. Dan mulailah berselancar ke dunia yang tidak akan pernah diketahui orang lain. Hanya kita yang tau. Hanya pribadi kita itu.

Antara euforia Pray For Faris dan Pray for Turkey

Turkey's President  Teman-teman masih ingat bagaimana Photo Frofil FB kebanyakan kita berubah saat bom meledak di faris? teman-teman masih ingat betapa semangat dan merasa beruntngnya kita menjadi seorang yang peduli terhadap 128 nyawa yang melayang itu.Ya, saya kira teman-teman belumlah lupa bagaimana kita begitu bangga saat status FB kita terlampir hastag #PrayForFaris. Nah bagaimana dengan Bom yang meledak di Turkey. Saya lihat sepi-sepi aja. Hastag #PrayForTurkey nyaris tidak ada apa lagi PF FByang akan berubah. Dari peristiwa ini saja, dapat kita simpulkan bahwa solidaritas orang islam terhadap orang islam sendiri hampir punah, beda halnya soelidaritas terhadap non muslim. Ia semakin subur dan membesar. Saya kadang terharu atas kesuksesan propaganda orang-orang non  muslim itu. Tanpa sadar kita telah dipisahkan dari saudara kita sendiri (muslim). Dan anehnya kita tidak mau menyadarinya.