Jangankan bagi lelaki gimbal itu, saya saja yang baru
kemarin sore berkenalan dengan sastra, sangat kecewa mendengar kabar bahwa, ada
seorang konsultan politik yang baru berkenalan dengan sastra (puisi)
diposisikan sebagai salah satu sastrawan berpengaruh dalam kancah kesusastraan
Indonesia. Namanya disejajarkan dengan nama-nama sastrawan yang pernah saya
temui di bangku sekolah dasar seperti misalkan Chairil Anwar, WS Rendra dan
lain sebagainya.
Lalu bagaimana dengan laki-laki Gimbal itu, yang hampir
separuh hidupnya didedikasikan untuk sastra. Bisa dipastikan saat sastra
dikriminalisasi, jangankan cuma mengucapkan bajigur buat pak konsulltan dan
konco-konconya, hidup pun harus diserahkan. Sastra adalah Saut Situmorang
itu sendiri.(bagi Saut Sitomurang (barangkali) mensejajarkan seorang yang baru
mengenal sastra dengan chairil anwar dan lain-lainya adalah tindakan Kriminal.
#SaveSaut ,
Ada yang berargumen, konsultan itu diposisikan sebagai
sebagai salah satu sastrawan berparuh lantaran jenis karya sastra yang ditulis
(katanya) baru. Puisi Essay begitu mereka menamakannya.
Jika misalkan itu memang jenis baru dalam perpuisian
Indonesia, saya yakin Saut pun akan menerimanya dengan lapang dada. Apa karena
terdapat catatan kaki? Atau isi dari puisi itu berkisah dari realita? Aduh
ribuan penyair yang sudah uzurpun saya rasa telah menulis puisi karena
realita social yang ada. Saya saja yang baru mengenal sastra juga pernah
berbicara tentang realita social dalam puisi saya. Tapi siapa saya a? Kucing tetangga
sebelahpun rasanya tidak mengenal saya.
Tapi Sungguh.. saya pernah menulis puisi yang benar-benar
dari realita social (kampus saya). Januari 2012, begitu saya memberikan puisi
itu judul. Memang iya, puisi saya itu tidak punya catatan kaki, tapi ada
catatan kepalanya, itu judulnya ‘ Januari 2012’. Isinya pun saya kira tidak
jauh-jauh beda kok dengan puisi pak konsultan yang
(katanya) berpengaruh itu.
Bagi kawan-kawan yang mau membaca atau membandingkannya
dengan puisi (yang katanya) essay-nya pak konsultan,
silahkan saja lihat disini.
Tenang saja, saya bukan orang terkenal, apalagi puisi yang
saya tulis itu, mana ada yang mau tau. Lho Kan saya tidak punya uang buat
melicinkan persebarannya biar berpengaruh seperti puisinya pak konsultan yang
terhormat itu.
Tolonglah! Stop kriminalisasi Sastra Indonesia
Comments
Post a Comment