Dear senja dua tahun yang lalu!
Saat semua serba belia, kita selalu menunjukkan sikap-sikap romantis terhadap masa yang akan kita temui. Tak pernah ada sekat yang terlalu rentan untuk kita kawatirkan. Namun, sampai datang seorang wanita yang berbibir manis dan perhatian. Tak sadar, masing-masing kitapun seolah seorang asing yang tak pernah bertemu sebelumnya.
Apalah kiranya, yang terjadi biarlah terjadi. Sebab menyesalinya hanya akan menjadikan semuanya serba lain dan penuh sesal.
Kini, lebih baik kita saling ulurkan tangan, memadu maaf akan rentang yang pernah tercipta antara kita. Kemudian hal-hal yang pernah menjadi batas amuk kasih kita biarlah abadi dalam catatan dan ingatan belaka. Hanya sampai disana tentunya. Tak lebih. Dan tak akan pernah lebih dipersoalkan.
Ini kutuliskan surat pendek ini kepadamu. Semoga hal-hal setelahnya menjadi baik seperti dahulu. Seperti saat-saat kita berdiri dan saling menatap di peraduan merah mata seperti ini.
Terimakasih
Saat semua serba belia, kita selalu menunjukkan sikap-sikap romantis terhadap masa yang akan kita temui. Tak pernah ada sekat yang terlalu rentan untuk kita kawatirkan. Namun, sampai datang seorang wanita yang berbibir manis dan perhatian. Tak sadar, masing-masing kitapun seolah seorang asing yang tak pernah bertemu sebelumnya.
Apalah kiranya, yang terjadi biarlah terjadi. Sebab menyesalinya hanya akan menjadikan semuanya serba lain dan penuh sesal.
Kini, lebih baik kita saling ulurkan tangan, memadu maaf akan rentang yang pernah tercipta antara kita. Kemudian hal-hal yang pernah menjadi batas amuk kasih kita biarlah abadi dalam catatan dan ingatan belaka. Hanya sampai disana tentunya. Tak lebih. Dan tak akan pernah lebih dipersoalkan.
Ini kutuliskan surat pendek ini kepadamu. Semoga hal-hal setelahnya menjadi baik seperti dahulu. Seperti saat-saat kita berdiri dan saling menatap di peraduan merah mata seperti ini.
Terimakasih
Comments
Post a Comment