Skip to main content

Untuk Sahabatku Di Salah Satu Sudut Kota Santri by Kim Noe - Indonesia

Sahabatku,

Tanpa sengaja ku temukan sebuah catatan perempuan itu tentang dirimu. Perempuan yang pernah kau cintai dengan sangat. Dalam catatanya ia menulis bahwa hatinya tersakiti oleh kata-katamu, kata-kata yang kau kiaskan dalam bentuk cerita untuk dirinya. Dengan nama lain tentu saja. Ia faham dengan hal itu, sebab bagaimanapun kalian pernah bersama dengan hati yang terhubung satu sama lain. Namun, ketika akhirnya hati telah memilih jalan masing-masing, kita mau bagaimana lagi? Sebab rasa bukanlah ketentuan yang bisa kita buat-buat, ia murni berasal dari Tuhan.

Sahabatku,

Aku ingat tentang ceritamu, tentang cintamu dan tentang tanggung jawab yang ingin kau bangun bersamanya. Tetapi, ingatlah bahwa kebersamaan itu bukan masalah bersatunya dua raga, tetapi dua jiwa yang ingin melengkapi satu sama lain, yang terwakilkan oleh perasaan saling mencintai dan menyayangi, dan ketika ternyata perasaan itu telah pergi, kita bisa apa? Sebab, seperti yang telah ku katakan, muncul dan hilangnya sebuah perasaan bukan urusan kita, itu telah menjadi ketentuan Tuhan. Peran kita hanya sebagai penerima, bukan pemilih. Jika kau tak percaya, ingatlah saat kau benar-benar jatuh cinta pada seseorang apakah kau pernah berkata pada dirimu "Aku harus jatuh cinta pada perempuan itu!". Justru kalimat yang terangkai adalah "Aku telah jatuh cinta para perempuan itu". Mengapa bisa begitu? Saat mengalami hal serupa aku bertanya begitu, hingga Sang Guru memberiku jawaban, "Karena Tuhan mentajallikan diri-Nya pada orang itu". Dan ketika perasaan itu kemudian menghilang, apakah pantas kita marah-marah atau menaruh dendam?

Sahabatku,

Sungguh sangat disayangkan jika kau menyia-nyiakan waktu dan tenagamu hanya untuk perempuan yang kurasa tak pantas menerima perhatianmu lagi. Jika aku boleh berkomentar atas apa yang kau alami, justru kau seharusnya bersyukur dengan putusnya hubungan kalian. Tuhan Maha Tahu apa yang terbaik bagi kalian. Sebab, jika kalian masih bersama, mungkin kejahatan yang lebih besar lagi akan kalian lakukan, yang memberikan luka tidak hanya pada diri kalian tetapi pada orang-orang sekitar, luka yang menyayat hati.

Sahabatku,

Sudahilah semuanya, fokuslah berkarya. Lupakah kau dengan mimpi-mimpi kita? Ikhlaskan saja, tak perlu dendam, sebab jika itu kau pelihara dendam itu, mungkin suatu hari persahabatan kita akan berakhir, sebab hubungan itu dibangun bukan berdasarkan ucapan, tetapi oleh kesamaan prinsip dan tujuan dalam menatap kehidupan. Dan kau tahu bahwa aku bukan seorang pendendam.

Sahabatku,

Semoga Tuhan memberimu kemampuan untuk memahami apa yang kutuliskan untukmu sehingga kau benar-benar bisa move on dan focus berkarya!

Lombok Timur, 8 Maret 2016


Kim Noe,Seseorang yang mulai mencoba melukis semesta dengan kuas dan kata-kata
kimnoe29@gmail.com
Blog: Catatan Kim Noe
https://plus.google.com/u/0/

Comments

Popular posts from this blog

Pesona Lombok: ngadem di Kaki Gunung Rinjani

Pesona Lombok: Air Terjun 'Jeruk Manis' di Kawasan TNGR Taman Nasional Gunung Rinjani Lombok itu, ehhem. Kalau misalkan ia terkenal dengan pariwsisata pantainya yang wow, itu tentu benar sekali. Tapi bro, wisata lombok itu tak hanya tentang pasir putih saja, tak hanya tentang Pantai Pink, Gili Trawangan, Gili Air, Gili Kondo, dan Gili-Gili lainnya. Ada yang mesti kalian coba bila datang nge-trave, nge-tourist- atau nge-wisata ke Lombok. Keindahan yang diumbarpun, maksud saya yang ditawarkan oleh wsisata selain pantai-pantai di Lombok tentu tak kalah wow. Salah satunya adalah wisata air terjun. Seggerrrrr.. Dinggiiinnn. Mantabbb. adalah beberapa sensasi yang akan kalian rasakan dan ceritakan ke orang-orang. Seperti kami hari ini. Niatannya sih cuma mau sunrise doang di pantai Labuhan Haji sama anak-anak Teater Gerimis SMAN 2 Selong, tapi salah satu diantara kami ngeluh, padahal kan sedang libur panjang tuh, masak pantai-pantai terus, sesekali ngadem kemana kek. Hm.. "

Dear Galaksi Bima Sakti

Dear Milky Way! Tiba-tiba saja saya ingin menulis sesuatu yang lembut untukmu, sesuatu yang membuatku menangis bilahari aku mulai berfikir tentang kemana arah tujuan dan cita-cita hidup. Di sistemmu yang massif dan terikat gaya tarik menarik. Diantara bintang-bintang, neutron, gas dan maha debu yang belum dimengerti seutuhnya, disanalah aku tersesa4t dengan segala amarah dan hasratku. Ya disanalah aku menjalani hidup. Menjalani hari-hari yang selalu saja ingin lebih dari sebelumnya. Ingin lebih berilmulah, ingin lebih majulah, ingin lebih kaya dan berkuasa terhadap orang lain bahkan terhadap diriku sendiriku. Lantas sebenarnya apa yang sedang ditawarkan oleh hidup? Janji manis seperti apa yang diiming-imingi sehingga kadang aku selalu berusaha melampaui batasku sebagai makhluk yang katanya sempurna tetapi tak pernah bisa sempurna. Atau jangan-jangan, janji-janji manis  itu jauh lebih luas dari jutaan titik yang sedang mengabur di otakku saat ini. Tuhan! Baru-baru ini aku me

Pagi Dan Keterjagaan Malam

Pagi dan Keterjaagaan Pagi, sebuah pertanyan tiba-tiba menusuk ke ubunku. Ia tak mampu kujawab sebagaimana biasa. Duh betapa ruginya melewati sebuah niscaya yaang begitu manis dan memanjakan pendangan. dan kita seringkali bertanya pada mlam-malam panjang. Apakah pagiku akan hilang percuma? Di sebuah keterjagaan yang suntuk. Kita berbicara pada tubuh kita yang yang perlahan kehilangan gairah. Begitupun tentang hasrat yang tak mampu terjawab. Kitaa kadang memaksaakan kehendak kita selaku manusia biasa. Memang itulah manusia. Kadaang luput dari keterbatasan-keterbataas. Kita hanya tau bahwa suatu saat kitaa akan mengerang kesakitan. Dan celakanya. kita hanya akan menyadari itu beberapa saat. Setelah itu, kita selalu membiarakannya diterbangkan rasa baikan sebentar, tanpa mau menyangka bahwa suatu saat rasa sakit itu akan berulang dan berulang. Selaamat pagi. hidup akan lebih agung bila pagi terus kita pertanyakan pada diri.