Dear Milky Way!
Tiba-tiba saja saya ingin menulis sesuatu yang lembut untukmu, sesuatu yang membuatku menangis bilahari aku mulai berfikir tentang kemana arah tujuan dan cita-cita hidup.
Di sistemmu yang massif dan terikat gaya tarik menarik. Diantara bintang-bintang, neutron, gas dan maha debu yang belum dimengerti seutuhnya, disanalah aku tersesa4t dengan segala amarah dan hasratku. Ya disanalah aku menjalani hidup. Menjalani hari-hari yang selalu saja ingin lebih dari sebelumnya. Ingin lebih berilmulah, ingin lebih majulah, ingin lebih kaya dan berkuasa terhadap orang lain bahkan terhadap diriku sendiriku.
Lantas sebenarnya apa yang sedang ditawarkan oleh hidup? Janji manis seperti apa yang diiming-imingi sehingga kadang aku selalu berusaha melampaui batasku sebagai makhluk yang katanya sempurna tetapi tak pernah bisa sempurna. Atau jangan-jangan, janji-janji manis itu jauh lebih luas dari jutaan titik yang sedang mengabur di otakku saat ini.
Tiba-tiba saja saya ingin menulis sesuatu yang lembut untukmu, sesuatu yang membuatku menangis bilahari aku mulai berfikir tentang kemana arah tujuan dan cita-cita hidup.
Di sistemmu yang massif dan terikat gaya tarik menarik. Diantara bintang-bintang, neutron, gas dan maha debu yang belum dimengerti seutuhnya, disanalah aku tersesa4t dengan segala amarah dan hasratku. Ya disanalah aku menjalani hidup. Menjalani hari-hari yang selalu saja ingin lebih dari sebelumnya. Ingin lebih berilmulah, ingin lebih majulah, ingin lebih kaya dan berkuasa terhadap orang lain bahkan terhadap diriku sendiriku.
Lantas sebenarnya apa yang sedang ditawarkan oleh hidup? Janji manis seperti apa yang diiming-imingi sehingga kadang aku selalu berusaha melampaui batasku sebagai makhluk yang katanya sempurna tetapi tak pernah bisa sempurna. Atau jangan-jangan, janji-janji manis itu jauh lebih luas dari jutaan titik yang sedang mengabur di otakku saat ini.
Tuhan!
Baru-baru ini aku mendengar kabar sebuah bom meledak di Istanbul- Turkey, beberapa manusia tiba-tiba mengejang kemudian mati. Aku tidak menyesali kematian karena pada akhrinya kitapun semua akan mengalami kematian. Tetapi yang membuat aku menyesal mengapa bom itu harus diledakkan. Kekausan dan kesenangan apa yang dicari oleh orang-orang itu di salah satu titik yang bahkan tak terlihat bagaimana rupanya ditata galaksi. Aku menyesal mendengarnya!
Dear galaksi.
Suatu hari semoga tulisan ataupun surat ini akan sampai kepada mereka yang sedang gila terhadap kekuasaan. Kemudian perlahan semoga mereka mau berbisik sesuatu yang lembut kepada diri mereka. bahwa : fabiayi ala irobbikuma tukazziban!
"maka nikmat uhanmu yang manakah yang akan kamu dustakan!!"
Terimakasih sesudahnya!
Comments
Post a Comment