Juwita yang baik!
Mengapa masih saja mengetuk pintu kamarku. Bila memilih pergi. Maka pergilah! Mengapa pula masih menyisakan diaroma-diaroma yang tak kukenal, sebab diaroma terlalu bagus untuk sekedar dipertonotnkan di hadapan mata yang selalu basah membaca kenangan! Terlebih pada waktu waktu dingin seperti ini.
24 Desember 2015 yang lalu, 7 hari sebelum hari ulang tahunku. Kau tentu masih ingat bagaimana suara kita bernada timbul dan tenggelam mengungguli diri masing-masing. Banyak hal memang yang membuat kita tak pernah senada dalam berbahasa, terlebih jika itu tentang masa tua yang entah kita akan sampai atau tidak. Tetapi, apapun itu, pada dua puluh empat desember itulah, kita benar-benar kalah dan tersisih dari perjalanan panjang kita selama lebih dari tujuh ratus enam puluh delapan hari. Ya, kita kalah dan berakhir sebagai kenangan palsu.
Kadang saya bertanya, mengapa bersikeras mencari sesuatu yang belum pasti. Padahal itu belum tetnu lebih baik dari apa yang sudah pasti di hadapanmu saat ini. Memang kadang-kadang sebagai manusia angan dan ingin kita jauh leih hebat dari kenyataan yang kita akan kita temui. Tetapi apakah selamanya kita akan tersesa*t dan terseret oleh angin yang belum kita tau bagaimana rupa rasanya.
Juwitaku!
Suatu selama kau tak punya pendirian, selama itu kau akan dipermainkan oleh hasrat dan angin-angin yang melampaui batasmus sebagai manusia.
Lombok, maret 2015
Comments
Post a Comment